Monday, November 7, 2011

Delapan Keterampilan Dasar Mengajar


Konsep pembelajaran bukan hanya sekedar menyampaikan informasi/pengetahuan saja. Pembelajaran adalah upaya sadar/direncanakan yang dilakukan oleh seorang pendidik (guru/dosen) agar peserta didik belajar. Seorang pendidik harus mampu membuat situasi dan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga peserta didik mau dan mampu belajar. Mau belajar artinya peserta didik mempunyai kemauan/keinginan belajar, tidak karena ikut-ikutan, terpaksa atau karena tidak enak dengan orang lain. Mampu belajar artinya peserta didik tidak mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar.
Keterampilan dasar mengajar merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang pendidik agar berhasil dalam mengajar. Dalam praktiknya, keterampilan-keterampilan dasar tersebut terintegrasi dalam suatu kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Namun dalam pengajaran mikro, keterampilan-keterampilan dasar ini harus dilatihkan secara satu persatu, sampai pada akhirnya setiap calon pendidik menguasai semua keterampilan dasar mengajar tersebut.
Buku ini akan memaparkan secara singkat; apa, mengapa, dan bagaimana keterampilan-keterampilan dasar mengajar tersebut serta implikasinya dalam proses pembelajaran dalam bentuk pengajaran mikro.
Keterampilan Dasar Mengajar
Untuk dapat mengajar dengan baik dan benar seorang calon pendidik harus menguasai keterampilan dasar mengajar.
Ada delapan keterampilan dasar mengajar yaitu:
1) keterampilan bertanya dasar dan lanjut
2) keterampilan memberikan penguatan
3) keterampilan mengadakan variasi
4) keterampilan menjelaskan
5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran
6) keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil
7) keterampilan mengelola kelas
8) keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Untuk pengajaran mikro bagi tenaga pengajar di perguruan tinggi, umumnya hanya empat keterampilan dasar mengajar yang dilatihkan yaitu; 1) keterampilan bertanya dasar dan lanjut, 2) keterampilan memberikan penguatan, 3) keterampilan mengadaka variasi, dan 4) keterampilan menjelaskan (PAU, 1992).
1. Keterampilan bertanya dasar dan lanjut
Dalam proses pembelajaran, bertanya memegang peranan yang penting sekali, sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik bertanya yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa/mahasiswa yaitu; meningkatkan partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran membangkitkan minat dan rasa ingin tahu, mengembangkan pola dan cara belajar aktif, menuntun proses berpikir siswa, dan memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas. Selain dari itu, pertanyaan yang disusun dengan baik juga bertujuan untuk menguji dan mengukur hasi belajar siswa, mendorong siswa menge-mukakan pendapat dalam diskusi, dan memberikan kesempatan kepada sisw auntuk mengasimilasikan informasi. (Abimanyu, 1985:4)
Pertanyaan yang baik seharusnya mempunyai persyaratan, yaitu jelas, singkat dan mudah dipahami oleh siswa, mempunyai informasi yang cukup untuk bisa dijawab, difokuskan kepada suatu masalah atau tugas tertentu, pemberian waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir, semua pertanyaan ditujukan kepada seluruh siswa secara merata, pemberian respons yang ramah terhadap jawaban siswa, dan jawaban seharusnya diarahkan atau dituntun sehingga mereka menemukan sendiri jawabannya.
Jenis-jenis pertanyaan
Menurut maksudnya, pertanyaa ada empat jenis yaitu :
1) Pertanyaan permintaan (compliance question)
2) Pertanyaan restoris (rethorical question)
3) Pertanyaan mengarahkan/menuntun (prompting question)
4) Pertanyaan menggali (probling question) (Usman, 1998 : 75)
Yang dimaksud dengan pertanyaan permintaan adalah pertanyaan yang mengharap-kan agar siswa mengikuti perintah yang diucapkan oleh pendidik. Misalnya : dapatkah kalian tenang agar suara Bapak/Ibu dapat kalian dengar? Pertanyaan retoris maksudnya adalah pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban dari siswa. Misalnya: Mengapa siswa tidak boleh terlambat? Pertanyaan mengarahkan yaitu pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa dalam proses berpikirnya. Ini dilakukan jika siswa kurang tepat dalam menjawab petanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan pertama. Misalnya, jika pertanyaan pertamanya adalah apa yang dimaksud dengan energy potensial? Jika siswa bisa menjawabnya maka pertanyaan menggali adalah; “Sebutkan contoh dari energy potensial!”.
Menurut taksonomi Bloom, ada enam jenjang pertanyaan yaitu:
1) Pertanyaan pengetahuan/ingatan (knowledge question)
2) Pertanyaan pemahaman (comprehension question)
3) Pertanyaan aplikasi (application question)
1) Pertanyaan sistesis (synthesis question)
2) Pertanyaan analisis (analysis question)
3) Pertanyaan evaluasi (evaluation question), (Usman, 1998 : 76)
Dalam mengajukan pertanyaan ada dua yang perlu diperhatikan oleh seorang calon pendidik yaitu kehangatan dan antusias. Sementara kebiasaan yang perlu dihindari yaitu: jangan mengulang-ngulang pertanyaan jika siswa tidak mampu menjawabnya; jangan mengulang-ulang jawaban siswa; jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa memperoleh kesempatan untuk menjawabnya; hindari jawaban serempak dari siswa; jangan menentukan terlebih dulu siswa yang akan menjawab pertanyaan, padahal pertanyaanya sendiri belum diajukan; dan jangan membuat pertanyaan ganda yang bias membingungkan siswa.
Keterampilan bertanya dasar
Keterampilan bertanya dasar mempunyai enam komponen yaitu :
1) Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat
2) Pemberian acuan
3) Pemusatan
4) Pemindahan giliran
5) Penyebaran pertanyaan
6) Pemberian waktu berpikir
7) Pemberian tuntunan. (Abimanyu, 1985: 7-9)
Pengungkapan pertanyaan harus singkat dan jelas artinya mudah dipahami oleh siswa. Susunan kata-kata disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan siswa. Bandingkan dua pertanyaan berikut. Apa yang menyebabkan sehingga penyusunan isi buku paket jika dibandingkan dengan kurikulum 1994, tidak serasi (1). Mengapa urutan isi buku paket tidak serasi dengan kurikulum 1994 (2).
Pemberian acuan (sturcturing) ini memungkinkan siswa menggunakan/mengolah informasi itu utnuk menemukan jawaban pertanyaan dan mengarahkan pikirannya kepada topik yang sedang dibicarakan. Pemusatan artinya pertanyaan difokuskan kepada satu pokok bahasan/konsep saja. Misalnya, “Di antara presiden-presiden RI yang pernah memimpin Indonesia, mana yang paling lama berkuasa?”
Pemindahan giliran artinya satu pertanyaan yang sudah dijawab oleh seorang siswa sebaiknya dilemparkan kesiswa-siswa yang lain untuk menjawabnya, sedangkan penyebaran pertanyaan maksudnya bahwa pertanyaan-pertanyaan jangan hanya ditujukan kepada satu atau dua siswa saja, tetapi seluruh siswa sebaiknya mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan.
Pemberian waktu berpikir maksudnya bahwa dalam mengaju-kan pertanyaan, beri waktu yang cukup buat siswa untuk berpikir sebelum menjawab petanyaan itu. Pemberian tuntunan ditujukan jika siswa tidak atau kurang tepat menjawab pertanyaan. Ada tiga cara yang biasanya dilakukan oleh guru dalam memberikan tuntunan yaitu: mengungkapkan sekali lagi pertanyaan dengan kata-kata yang lebih sederhana; mengajukan pertanyaan lain yang jawabannya dapat dipakai menuntun pertanyaan semula; dan mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya yang berhubungan dengan pertanyaan itu.
Keterampilan bertanya lanjut
Untuk keterampilan bertanya lanjut terdapat empat komponen yaitu:
1) Pengubahan tuntuan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan dari pertanyaan jenjang yang lebih rendah (misalnya ingatan) ke jenjang yang lebih tinggi (misalnya pemahaman atau aplikasi).
2) Pengaturan urutan pertanyaan, dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang kompleks, dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang sulit dari pertanyaan yang konkret kepertanyaan yang abstrak.
3) Penggunaan pertanyaan pelacak, untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang sudah diajarkan.
Ada beberapa cara yang digunakan untuk pertanyaan pelacak yaitu: klarifikasi, meminta siswa memberikan alas an, meminta kesepakatan pandangan, meminta ketepatan jawaban; meminta contoh; meminta jawaban yang lebih kompleks.
Peningkatan terjadinya interaksi. Dengan cara melibatkan sebanyak miungkion siswa dalam menjawab dan menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Prinsip-prinsip dalam keterampilan bertanya lanjut selain dari yang sudah diuraikan diatas, ditambah lagi dengan beberapa prinsip yaitu:
1) Pemberian waktu berpikir yang lebih lama kepada siswa dibandingkan pada keterampiilan bertanya dasar;
2) Guru hendaknya menyiapkan pertanyaan-pertanyaan pokok yang akan diajukan selama jam pelajaran;
3) Menilai pertanyaan pokok sesudah jam pelajaran.
2. Keterampilan memberikan penguatan
Penguatan adalah segala bentuk respon (verbal atau non verbal) yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku pendidik terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut (untuk tingkah laku positif) dan tidak berulangnya kembali tingkah laku yang negatif. Pemberian penguatan bertujuan untuk meningkatkan pehatian siswa terhadap pelajaran, merangsang, meningkatkan motivasi belajar, dan meningkatkan kegiatan belajar/membina tingkah laku siswa yang produktif.
Jenis-jenis penguatan
Ada dua jenis penguatan yaitu penguatan verbal dan penguatan non verbal. Penguatan verbal yaitu penguatan dengan menggunakan kata-kata, seperti kata-kata pujian, penghargaan, dan persetujuan. Contoh penguatan verbal seperti : bagus, baik, hebat, seratus buat kamu, pintar, dan sebagainya.
Penguatan nonverbal yaitu penguatan yang tidak menggunakan kata-kata/lisan. Ada bermacam-macam peng-uatan nonverbal yaitu: penguatan gerak /isyarat; penguatan dengan pendekatan; penguatan dengan sentuhan; penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan; penguatan berupa symbol atau benda; dan penguatan tidak penuh.
Prinsip-prinsip penggunaan penguatan.
Dalam menggunakan penguatan harus dipegang prinsip-prinsip berikut yaitu:
1) Kehangatan dan keantusiasan
2) Kebermaknaan
3) Menghindari penggunaan respons negative
4) Penguatan harus jelas ditujukan kepada siapa, pribadi tertentu atau kelompok
5) Pemberian penguatan harus segera (jangan ditunda)
6) Penggunaan penguatan harus bervariasi caranya. (Pah,1985 : 3-5)
3. Keterampilan mengadakan variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan pendidik dalam konteks interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar-mengajar siswa selalu menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
Variasi dalam mengajar bertujuan untuk menimbulkan dan meningkat perhatian siswa kepada aspek-aspek pembelajaran yang relevan. Selain dari itu, variasi dalam mengajar bisa mem-berikan kesempatan bagi berkembang-nya bakat ingin tahu dan menyelidiki hal-hal yang baru, memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
Prinsip-prinsip penggunaan variasi
Dalam menggunakan variasi perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Variasi hendaknya digunakan dengna suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai
2) Variasi harus digunakan secara lancer dan berkesinambungan
3) Variasi harus direncanakan secara baik, dan eksplisit. (kosasih, 1985;5)
Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi
Menurut kosasih (1985: 6-9) terdapat tiga jenis variasi yang bias dilakukan oleh seorang guru yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media, dan variasi pada pola interaksi guru dan siswa.
1) Variasi dalam gaya mengajar
Variasi dalam gaya mengajar yaitu variasi suara, pemusatan perhatian kepada siswa, kesenyapan, melakukan kontak panang dan gerak, gerakan tubuh, dan pergantian posisi dan gerak guru dalam kelas.
2) Variasi penggunaan media
Variasi dalam penggunaan media yaitu variasi alat atau bahan yang dapat dilihat, didengar atau diraba, dimanipulasi, dan digerakkan dan variasi alat yang dapat didengar, dilihat dan diraba.
3) Variasi pola interaksi guru dan siswa
Variasi pada pola interaksi guru dan siswa terdiri dari lima variasi yaitu:
1) Pola guru – siswa
2) Pola guru – siswa – guru
3) Pola guru – siswa – siswa
4) Pola guru – siswa, siswa – guru, siswa – siswa
5) Pola melingkar : guru – siswa – siswa – siswa – guru
4. Keterampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan kete-rampilan menjelaskan adalah penyajian iformasi secara lisan yang diorganisir secara sis-tematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainya, misalnya hubungan antar sebab dan akibat, hubungan antara definisi dan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui.
Tujuan dari keterampilan menjelaskan adalah (1) untuk membimbing siswa dalam kmendapatkan dan memeahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara efektif dan bernalar; (2) melibatkan siswa utnuk berpikir dengna memecahkan masalah; (3) untuk mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan ujntuk mengatasi kesalahpahaman mereka; dan (4) untuk membimbing siswa dalam menghayati dan mendapat proses penalran dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
Keterampilan menjelaskan perlu dikuasai oleh pendidik, alasannya;
1) Meningkatkan keefektifan pembi-caraan agar benar-benar merupa-kan penjelasan yagn bermakna bagi siswa karena pada umumnya pembicaraan lebih didomi-nasi oleh pendidik daripada oleh siswa.
2) Penjelasan yang diberikan oleh pendidik, kadang-kadang tidak jelas bagi siswanya tetapi hanya jelas bagi pendidik sendiri. Hal ini tercermin dari ucapan pendidik: “Sudah jelas bukan?”, atau “Dapat dipahami bukan?” karena itu kemampuan mengelola tingkat pemahaman siswa sangat penting dalam memberikan penjelasan.
3) Tidak semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau sember lainnya. Karena itu pendidik perlu menjelaskan hal-hal tertentu dari buku tersebut.
4) Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam belajar. Pnedidik perlu membantu siswa dengan cara memberikan informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diperlukan.
Komponen-komponen ketermpilan menjelaskan ada dua komponen (Kosasih, 1985:6-10) yaitu: merencanakan suatu penjelasan dan menjanjikan suatu penjelasan.
1) Merencanakan suatu penjelasan terdiri dari: (1) isi pesan, yang mencakup menganalisis massalah secara keseluruhan; menentukan jenis hubungan antara unsure-unsur yang dikaitkan; dan menggunakan hokum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. (2) penerima pesan (siswa) yang perlu diperhatikan adalah: apakah penjelasan itu memadai, yakni mudah diserap siswa melalui apa yang telah diketahuinya; dan apakah penjelasanitu cocok dengan khazanah pengetahuan siswa pada waktu itu.
2) Menyajikan suatu penjelasan
Ada empat sub komponen dalam menjanjikan suatu pejelasan yaitu: kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekana dan balikan.
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Yang dimaksud dengan keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan situasi siap mental dan menimbulkan siswa agar terpusat perhatian pada apa yang dipelajari.
Yang dimaksud dengan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa.
a. Komponen Membuka
1) Menarik perhatian siswa
2) Menimbulkan motivasi
3) Memberikan acuan
4) Membuat kaitan
b. Komponen Menutup
1) Meninjau kembali
2) Mengevaluasi
6. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah merupakah salah satu strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui suatu proses yang memberi kesempatan berfikir, berinteraksi sosial serta berlatih bersikap positif.
Komponen Keterampilan:
1) memusatkan perhatian
2) memperjelas masalah atau urunan pendapat
3) menganalisa pandangan siswa
4) meningkatkan urunan siswa
5) menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6) menutup diskusi
7. Keterampilan Mengelola Kelas
Mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan keterampilan untuk mengembalikan pada kondisi belajar yang optimal.
a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal meliputi:
1) menunjukkan sikap tanggap
2) membagi perhatian
3) memusatkan perhatian kelompok
4) memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
5) menegur
6) memberi penguatan
b. Keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal meliputi:
1) modifikasi tingkah laku
2) pengelolaan kelompok
3) menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan akrab dapat terjadi antara guru-siswa, maupun antara siswa dan siswa, baik dalam kelompok kecil maupun perorangan.
Komponen Keterampilan:
1) keterampilan untuk mengadakan pendekatan secara pribadi
2) keterampilan Mengorganisasikan
3) keterampilan Membimbing dan memudahkan belajar siswa
4) keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan dasar mengajar meru-pakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh setiap calon pendidik untuk dapat berhasil dalam proses pembelajaran. Dalam pembe-lajaran yang sebenarnya dikelas keterampilan-keterampilan dasar mengajar ini terinterasi, namun dalam praktik pengajaran mikro, ketrampilan-keterampilan dasar tersebut harus dilatihkan satu persatu, atau paling tidak pelatihan harus memfokuskan ke salah satu keterampilan dasar yang ingin ditingkat, walaupun sebenarnya sulit untuk memisahkannya.
Terdapat delapan keterampilan dasar mengajar yaitu ketrampilan bertanya dasar dan lanjut, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelaas, dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Namun keterampilan dasar yang dilatihkan pada pengajaran mikro untuk dosen perguruan tinggi hanya empat keterampilan dasar saja yaitu keterampilan bertanya dasar dan lanjut, ketrampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, dan keterampilan menjelaskan.

No comments: